Jumat, 12 April 2013

RS Harapan Bunda Salahkan Orangtua Edwin


   
Hukum HAM Jakarta - Pihak Rumah Sakit Harapan Bunda, Jakarta Timur membantah kasus yang menimpa pasien bayi berusia 2,5 bulan bernama Edwin Timothy Sihombing, adalah kesalahan tenaga medis rumah sakit. Kondisi tersebut dianggap terjadi karena kelalaian orangtua sang pasien sendiri.
"Telah terjadi jaringan mati (di telunjuk Edwin) dikarenakan orangtua tidak kooperatif sehingga penanganannya terlambat," ujar Dian Kristiana, Marketing dan Humas RS Harapan Bunda kepada wartawan, Kamis (11/4/2013) siang.
Dian menjelaskan, Edwin datang ke Rumah Sakit Harapan Bunda tanggal 20 Februari 2013 dalam keadaan fisik secara umum buruk. Kemudian, dokter memberikan obat antikejang melalui dubur Edwin hingga kondisinya berangsur membaik. Dokter pun memindahkan ke ruang rawat inap.
Tanggal 26 Februari 2013, kata Dian, orangtua Edwin mengeluh bahwa telunjuk kanan bayinya membiru. Dokter spesialis anak yang merawat Edwin pun menyarankan orangtuanya untuk membawanya ke dokter spesialis bedah anak di rumah sakit yang sama. Namun, menurut Dian, rekomendasi tersebut tak dilakukan orangtua.
"Tanggal 2 Maret 2013, orangtua pasien membawa surat komplain tangan anaknya membiru dan bengkak. Keluarga minta tanggungjawab rumah sakit, kami menyarankan untuk dirawat di sini hingga sekarang," lanjutnya.
Hingga kini, kata Dian, sang pasien masih dalam perawatan intensif di ruangan Catalya I Lantai III RS Harapan Bunda. Adapun kondisi pasien Edwin diketahui baik tanpa ada gangguan medis. Dia menolak menjawab pertanyaan lain dari para wartawan terkait dugaan malapraktik tersebut.
Sebelumnya diberitakan, Edwin bayi berusia 2,5 bulan terpaksa kehilangan separuh jari telunjuk kanannya setelah digunting dokter RS Harapan Bunda. Orangtua pun menduga kuat adanya kesalahan penanganan pada bayinya tersebut.
Semula, orangtua membawa Edwin datang ke RS itu atas keluhan demam tinggi. Di ruang IGD khusus anak, dokter memberikan sejumlah penanganan pertama, mulai dari cairan infus di punggung tangan kanan, obat antikejang lewat dubur dan peralatan bantu pernafasan.
Namun, keanehan mulai tampak di hari ketiga perawatan. Jari telunjuk hingga titik infus di tangan kanannya mengalami pembengkakan. Lama kelamaan mengeluarkan nanah hingga tampak membusuk. Kondisi itulah yang berujung pada upaya dokter mengamputasi dua ruas jari telunjuknya menggunakan gunting operasi, tanpa sepengetahuan kedua orangtua bayi. *** JMart/Kmp ***

0 komentar:

REDAKSIONAL