Minggu, 29 April 2012

Ban Ki-Moon Sekjen PBB ke Myanmar dorong perubahan berlanjut

HukumHAM Yangon - Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon melakukan kunjungan bersejarah ke negara cepat berubah Myanmar pada Minggu untuk mendorong pemerintahnya melaksanakan perubahan demokratis lebih lanjut dan membuat kesepakatan perdamaian dengan kelompok suku pemberontak. Lawatan itu adalah perjalanan pertama Ban sejak pemerintah pembaru berkuasa setahun lalu, mengakhiri lima dasawarsa kekuasaan langsung tentara dan hubungan beku serta melelahkan dengan masyarakat antarbangsa. Langkah pemerintah itu -yang masih dipimpin sisa bekas penguasa, mengejutkan dunia dengan perubahan ekonomi dan keterlibatan bersejarah dengan Barat, lawan politik dan kelompok suku kecil pemberontak- dinyatakan Ban menggembirakan, tapi belum cukup.    "Kami melihat Myanmar terbuka kembali ke dunia," katanya sebelumnya di New York, dengan menambahkan bahwa "awal baru itu masih rapuh". Ban tiba di ibu kota niaga Yangon dan akan melihat Myanmar, yang mengalami perubahan mengagumkan sejak terakhir dikunjunginya pada Juli 2009 atas undangan orang kuat Jenderal Besar Than Shwe, yang secara luas dilihat sebagai tokoh untuk meningkatkan nama baik penguasa tersebut di dalam negeri. Ban putus asa, dan menggambarkannya sebagai "tugas sangat sulit" gagal meyakinkan Than Shwe untuk melepaskan tahanan politik dan ditolak menemui penerima Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi, yang ditahan, tapi dibebaskan 15 bulan kemudianhttp://www.majalahhukumham.blogspot.comSejak Than Shwe menepi pada 30 Maret tahun lalu, empat bulan setelah pemilihan umum, mantan orang keempatnya Thein Sein menjadi presiden dan membawa Suu Kyi ke lapangan politik. Pemerintahannya mulai merombak perekonomian compang-camping, mengurangi sensor media, mensahkan serikat pekerja dan unjukrasa, membebaskan tahanan politik dan menyetujui gencatan senjata dengan lebih dari selusin tentara suku pemberontak.
Ban pada Senin dijadwalkan bertemu Thein Sein dan mantan jenderal bagian dari lingkaran dalam Shwe, tapi terlihat sebagai pendorong utama di belakang perubahan menakjubkan Myanmar, yang mengakibatkan pengurangan beberapa hukuman oleh Eropa Bersatu, Amerika Serikat, Australia dan Kanada pada bulan ini dan pelanjutan bantuan dan utang oleh Jepang. Ban dijadwalkan terbang ke ibukota terpencil Naypyitaw pada Minggu petang. Kunjungannya akan mencakup perjalanan ke negara bagian utara Shan, salah satu daerah penghasil terbesar opium di dunia, tempat Perserikatan Bangsa-Bangsa mulai pemberantasan popi, yang disebutnya maju secara berarti. Ban juga akan membahas bantuan Perserkatan Bangsa-Bangsa untuk membantu sensus Myanmar pada 2014, yang pertama dalam lebih dari 30 tahun dan dijadwalkan berpidato di parlemen besar baru Myanmar pada Senin, yang pertama oleh orang asing. Parlemen itu, yang memiliki 25 persen kursi untuk tentara dan diisi pensiunan jenderal, disebut stempel untuk memberikan Myanmar wajah demokratis, tapi terbukti lebih berhasil daripada yang diperkirakan. Partai Liga Bangsa untuk Demokrai Suu Kyi mulai berkiprah di parlemen pada pekan lalu setelah menang dalam pemilihan umum sela bersejarah pada 1 April, tapi menolak menduduki kursinya akibat perselisihan dalam kata pengambilan sumpah. Ban, yang berkunjung ke Myanmar sesudah Kepala Kebijakan Luar Negeri Eropa Bersatu Catherine Ashton, menyatakan berharap masalah itu terpecahkan dan akan bertemu dengan Suu Kyi di Yangon pada Selasa, demikian AFP dan Reuters melaporkan. (Jmart/ant)

0 komentar:

REDAKSIONAL